Lembaran FuLus Dari Barang-Barang Sampah

Terbayangkan betapa bahagianya jika Indonesia menjadi negara yang sangat memperhatikan aspek kebersihan, kerapian dan keindahan. Daripada terLaLu jauh mengkhayaL haL-haL yang terasa sangat suLit waLaupun bukan suatu kemustahiLan sebenarnya, aLangkah Lebih baik jika kita bisa memuLai haL-haL baik dari diri kita sendiri yang sekiranya berguna. Jangan pernah menganggap remeh haL-haL keciL dan sepeLe, karena bagaimanapun juga segaLa sesuatu haL yang besarpun tetap dimuLai dari sesuatu yang keciL pada awaLnya. YakiniLah haL tersebut sebagai pendorong semangat untuk muLai meLangkah menuju harapan yang Lebih baik!

CobaLah untuk menengok sekeLiLing kita, dari yang paling dekat bersentuhan Langsung sampai pada haL yang tidak berhubungan Langsung dengan kita sehari-hari. Kita setiap saat seLaLu menghasiLkan apa yang Lazim disebut sebagai sampah, itu memang sudah manusiawi dan kita tidak bisa menghindarinya. Yang perLu mendapat perhatian adaLah bagaimana kita bisa mengurangi dampak negatif yang ditimbuLkan serta akan Lebih baik jikaLau maLah mampu menciptakan niLai positif dari sampah tersebut. Sebenarnya ada banyak cara yang telah maupun beLum diLakukan oLeh orang Lain yang tentu saja dapat kita contoh., dari muLai simpeL sampai rumit dan sangat susah dijaLankan. SeLain akan membawa pada kondisi yang Lebih baik bagi diri dan Lingkungan sekitar kita, juga ada kemungkinan untuk meraup keuntungan dari aspek bisnis jika dikeLoLa secara profesionaLl. Mari kita kupas satu per satu…

 

1. Sampah Kertas

 

Pernahkah Anda menghitung berapa banyak sampah kertas yang teLah kita hasiLkan setiap harinya? Mungkin ada yang mengatakan, ach… cuma sedikit, ga’ apa-apa! Jika semua orang beranggapan seperti itu maka hasiLnya adaLah apa yang kita Lihat sehari-hari di setiap sudut kota-kota Indonesia (waLaupun tidak 100% -red). Mari kita muLai dari pribadi kita sendiri! Kita budayakan hidup yang Lebih ramah Lingkungan. KumpuLkan kertas yang tidak terpakai menjadi satu bagian, pisahkan dari sampah non-kertas Lainnya. Entah itu seLanjutnya mau dibuang ke tempat sampah / dijuaL ke tukang Loak, minimaL kita sudah memudahkan Langkah para pengeLoLa sampah untuk meLakukan pengoLahan tingkat Lanjut.

Bagi para insan kreatif, kumpuLan sampah kertas bisa dibuat menjadi kertas daur uLang. Ada banyak sekaLi panduan membuat kertas daur uLang di internet. Jika berminat, siLakan Anda ambiL dari sini. Panduan tersebut saya dapatkan dari situs http://www.idepfoundation.org Untuk Lebih Lanjut siLakan kunjungi situs tersebut, atau bisa juga googLing untuk mendapatkan sumber yang Lain. Bukan tidak mungkin Anda justru akan menciptakan haL-haL positif yang baru yang akan menginspirasi orang-orang untuk berkarya Lebih baik Lagi daLam memanfaatkan sampah kertas. Terbuka peLuang usaha untuk menjadi produsen kertas daur uLang untuk memenuhi kebutuhan pengrajin souvenir dan handycraft. Bahkan jika Anda bermodaL besar sangat mungkin untuk membuka depot yang menampung kertas bekas baik dari masyarakat secara Langsung ataupun dari pada pedagang Loak keLiLing, untuk seLanjutnya Anda kirim ke fasiLitas pengoLahan sampah kertas besar di Jakarta ataupun Surabaya.

 

2. Sampah Dapur

Sudah menjadi haL umum, yang namanya dapur pasti menghasiLkan sampah. Yang berbeda adaLah voLume yang dihasiLkan dari sebuah keLuarga keciL sampai pada restoran besar. Intinya sama yaitu sisa-sisa dari bahan makanan yang dimasak yang akan dibuang karena sudah tidak digunakan Lagi. Bagi personaL atau keLuarga yang penting adaLah memisahkan sampah organik dari sampah non-organik, akan Lebih baik jika di dapur tersedia Lebih dari satu tempat sampah sehingga sampah Lebih terorganisir daLam pembuangannya. Sampah organik seLanjutnya bisa dioLah menjadi pupuk kompos yang bisa digunakan untuk hobi berkebun atau bahkan untuk tambahan pakan perikanan.

PeneLitian yang diLakukan sejumLah mahasiswa Jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro Semarang, yang terdiri dari Amin Nungroho, R. P. Djoko Murwono dan Danny Soetrisnanto pada unit usaha Paguyuban Argo Sebo Rumah Makan MoroLejar, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Limbah rumah makan berupa sisa sayur-sayuran, sisa ikan tawar dan ayam bersama dedak hasiL penggiLingan beras difermentasi dengan menggunakan mikroba Nitrogen Phosphate Recovery Consentred Feed Product Development Organism (NOPCO) selama Lima hari. Hasil fermentasi kemudian di-bLending dan dibuat menjadi peLLet. seLanjutnya diberikan untuk pakan ayam dan ikan tawar. Peternakan ayam dan kolam air tawar itu memang merupakan unit uaha dari rumah makan tersebut, untuk menyediakan pasokan bahan baku bagi rumah makannya.

Sedangkan untuk Limbah padat organik rumah makan yang tidak dapat digunakan untuk bahan pakan diperLakukan dengan cara yang berbeda. Limbah pertanian dan Limbah peternakan berupa kotoran hewan itu difermentasi dengan mikroba Nitrogen Fixation Phosphate and KaLium Microorganism Recovery (NOPKOR, dengan ditambah sedikit pupuk urea, TSP, KCL (1 persen), kompos yang dihasiLkan dari proses fermentasi itu akan menjadi pupuk organik.

DetaiL data teknis bisa didapatkan di sini.

Jadi… siapa biLang sampah dapur hanya mengotori Lingkungan dan tidak bisa menjadi fuLuz…? Semuanya apapun itu, kuncinya terLetak pada penanganan yang tepat sehingga akan membawa pada haL positif.

 

3. Sampah KaLeng

Jika disebutkan satu per satu tentuLah banyak sekaLi sampah kaLeng yang dihasiLkan oLeh kita sehari-hari karena memang banyak sekaLi kemasan kaLeng untuk barang kebutuhan harian. Kita tahu, sumber daya aLam bahan tambang tidak dapat diperbarui dan suatu saat akan habis, oLeh karena itu akan bijak kiranya jika kita ikut andiL daLam gerakan menyukseskan daur uLang. Hubungannya dengan kaLeng adaLah kaLeng baja 100% dapat didaur uLang, bahkan bisa dikatakan sikLus hidupnya tidak akan pernah berakhir.

Apa keuntungan mendaur-uLang kaLeng baja? SeLain mengurangi timbunan sampah di TPA, juga akan menghemat energi dan sumber daya alam. Membuat baja dari kaLeng bekas hanya memerLukan 75% energi yang digunakan untuk membuat baja dari bijih besi. Itu berarti setiap kita mendaur-uLang 1 ton baja, maka akan dihemat 1.131 kg bijih besi, 633 kg batu bara dan 54 kg kapur. Sungguh suatu jumLah yang sangat berarti bagi anak cucu kita. Bagaimana cara memperLakukan kaLeng bekas? Setiap kaLeng yang berasaL dari penggunaan yang bermacam-macam tentuLah memerLukan perLakuan yang berbeda-beda pula.

· KaLeng bekas wadah makanan dan minuman, misalnya kaLeng MiLo, yang pertama kaLi harus Anda Lakukan adaLah meLepas tutupnya, kemudian masukkan tutupnya ke daLam kaLeng dan gencet kaLeng itu dari atas hingga gepeng untuk menghemat ruang di tempat sampah. Anda tidak perLu repot meLepas LabeLnya, namun jika memungkinkan boLeh saja untuk seLanjutnya LabeL tersebut dibuang terpisah ke tempat sampah khusus kertas.

· Untuk kaLeng cat, Anda sebaiknya membersihkan cat sisanya dengan kertas koran bekas dan biarkan kering sebeLum membuangnya ke tempat sampah. Lebih baik Lagi jika kaLeng tersebut digepengkan duLu untuk menghemat ruang di tempat sampah.

· Khusus kaLeng yang mengandung gas aerosoL, seperti kaLeng obat nyamuk semprot, kaLeng parfum dan kaLeng semprot lainnya, Anda harus hati-hati dalam memperLakukan. Jangan digencet atau ditusuk, biarkan tetap seperti adanya. Jangan Lupa meLepas tutup pLastik dan nozzLenya untuk dibuang terpisah di tempat sampah khusus pLastik.

· Sedangkan untuk kaLeng bekas minyak goring. Bersihkan dan keringkan terLebih dahuLu sisa minyak gorengnya. Lepas semua komponen pLastik yang meLekat dan buang di tempat sapah khusus pLastik. BeLah atau gencet kaLeng tersebut untuk menghemat ruang.

Naah… tidak terLaLu susah khan sebenarnya…

 

4. Sampah BotoL

BotoL beLing merupakan sampah berniLai tinggi, apaLagi jika masih utuh dan tidak ada kerusakan. Jika sudah tidak utuh biasanya akan didaur-uLang Lagi bersama dengan beLing-beLing Lain dari berbagai sumber untuk dicetak menjadi botoL baru. Banyak ragam botoL tentu saja membuat harganya pun bervariasi. BotoL bekas minuman seperti Fanta, Coca CoLa, Sprite dan Teh BotoL misalnya, karena bentuknya khusus maka biasanya agak murah karena pembeLinya terbatas hanya perusahaan minuman itu sendiri. Sedangkan botoL kecap yang bentuknya universal Lebih mahaL karena banyak produk yang bisa dikemas dengan botoL jenis itu. Usaha botoL bekas juga memberi peLuang kerja bagi ibu-ibu dan anak-anak, yakni sebagai pencuci botoL.

Di daerah Panguragan, Cirebon, yang dikenaL merupakan pusat penampungan barang-barang bekas. Perdagangan botoL bekas di sana mendominasi hampir separuh kegiatan usaha barang rongsokan, dengan jaringan yang Luas dari para pedagang di Panguragan, bisa dibayangkan betapa besar peredaran botoL-botoL bekas tersebut. Seorang sumber yang tidak ingin disebutkan mengungkapkan bahwa botoL bekas memang primadona di daerah itu, setiap buLan omzetnya bisa mencapai Rp 22 miLiar Lebih. Sungguh bukan jumLah yang sedikit daLam hitungan uang untuk barang seperti botoL bekas.

Tergerakkah hati Anda sekarang untuk Lebih menghargai sampah botoL bekas? Saya harap demikian…

 

5. Sampah PLastik

Barang-barang pLastik sangat beragam yang kita gunakan daLam keseharian karena kepraktisannya. Untuk jenis yang satu ini, seperti yang kita ketahui bersama bahwa pLastik memang didaur-uLang untuk dibentuk menjadi produk-produk baru yang berguna seteLah menjadi sampah, seperti sampah kaLeng baja yang akan terus demikian sikLusnya tanpa pernah berhenti. Untuk ikut berpartisipasi, kita bisa mengumpuLkan berdasarkan jenisnya. PLastik kemasan apapun bentuknya dijadikan satu bagian sebeLum dibuang ke tempat sampah, demikian juga untuk barang-barang perkakas yang terbuat dari pLastik akan Lebih baik untuk dipisahkan dari sampah non-pLastik serta sebaiknya digencet atau dipress sehingga menghemat tempat. Setiap harinya ribuan ton bahkan Lebih sampah pLastik yang terkumpuL untuk didaur-uLang menjadi barang-barang baru. HaL ini merupakan kabar bagus karena berarti penghematan.

Untuk itu, kenapa tidak… kita ikut berpartisipasi?

 

6. Sampah B3 (Limbah Berbahaya)

Yang akan saya sampaikan adaLah cerita pengaLaman yang saya kutip dari tabLoid Kontan.Limbah B3 yang berbahaya ternyata bisa menghasiLkan uang. Limbah cairan cuci cetak fiLm (fixer), biLa bisa memprosesnya maka akan menghasiLkan perak murni. SeLain fixer, Limbah negatif fiLm pun bisa dioLah hingga menghasiLkan perak. Persoalannya adaLah diperLukan pengetahuan proses kimia yang memadaikarena proses ini meLibatkan bahan-bahan kimia yang berbahaya dan beracun.AdaLah Soeyanto, warga Surabaya yang teLah 20 tahun menekuni bisnis ini. AwaLnya sebagaimana dikisahkan tabLoid Kontan, Soeyanto beLajar dari seorang temannya yang bernama Suko. SeteLah merasa bisa, muLaiLah ia merintis usaha sendiri. Pertama memuLai usaha itu, dia memperoLeh fixer secara gratis karena bahan ini memang menjadi persoaLan bagi pengusaha cuci cetak fiLm. Dibuang sembarangan bisa membahayakan Lingkungan, dan mereka tidak tahu juga harus diapakan. Meski sudah berbekaL pengetahuan dari temannya, Soeyanto masih tetap meLakukan berbagai percobaan untuk mendapatkan metode pengoLahan Limbah yang tepat, efisien, tidak membahayakan diri dan Lingkungannya.

Untuk bahan baku, Soeyanto membeLi fiLm bekas dengan harga Rp10.000,00 per kuintaL, sedangkan harga fixer Lebih bervariasi tergantung penjuaLnya. Kisarannya antara Rp2.500,00 – Rp25.000,00 per Liter. Dari satu kuintaL negatif fiLm bisa dihasiLkan 1 kg perak murni, sedangkan dari fixer diperoleh 1 kg perak dari sekitar 50 Liter fixer. DaLam satu buLan rata-rata Soeyanto menghasiLkan 8 kg perak dari fixer dan 6 kg perak dari negatif fiLm sehingga totaL dihasiLkan 14 kg perak. Jika harga perak Rp1.400,00 per gram maka daLam sebuLan Soeyanto memperoLeh pendapatan kotor sebesar hampir Rp20.000.000,00. Tentu saja angka itu harus dikurangi dengan pembeLian bahan baku dan bahan pemroses yang juga tidak kaLah mahaLnya. Namun itu adaLah gambaran betapa dari barang yang tadinya tidak berguna dan bahkan berbahaya ternyata dapat menghasiLkan rejeki.

DetaiL cara pembuatan perak murni oLeh Bapak Soeyanto dapat Anda unduh di sini.

 

7. Sampah Kain

Kain yang disebutkan disini bisa berasaL dari apa saja, misaLnya pakaian, gorden, serbet, tapLak meja dan Lain-Lain. Jika sudah rusak ataupun sudah tidak terpakai maka berubahLah statusnya menjadi sampah kain. Pemanfaatannya bervariasi sesuai situasi dan kreativitas masing-masing, misaLnya dipakai untuk cuci motor, Lap dan bahkan bisa juga dimanfaatkan untuk tujuan komersiaL sebagai bahan baku barang kerajinan. Barang-barang dari kain yang sudah tidak terpakai namun masih Layak pakai juga bisa disumbangkan kepada orang yang membutuhkan, terutama dengan banyaknya bencana aLam yang terjadi akhir-akhir ini. Mungkin bagi Anda sudah tidak berguna, tapi bagi orang Lain beLum tentu.

SaLah satu peLuang bisnis untuk menduLang rejeki dari sampah kain adaLah Lap dari kain perca. Kain perca yang merupakan Limbah di pabrik konveksi bisa dibuat menjadi barang yang berniLai. SaLah satunya adaLah mengubahnya menjadi kain Lap. Sederhana saja, biLa kain perca masih cukup besar tinggaL dipotong sesuai kebutuhan dan kemudian dijahit pinggirannya. Untuk perca ukuran keciL-keciLmaka dibutuhkan kreativitas dengan menyambung-nyambungkannya sehingga menghasiLkan ukuran yang dikehendaki dengan desain yang baik pula. Bahan baku kain perca biasanya dijuaL per karung, harganya sekitar Rp500,00 per kiLogram.

Tentu saja kondisinya masih tercampur-baur tidak karuan berbagai ukuran dan motif. Biasanya juga ada dibutuhkan pekerjaan menyortir kain perca itu berdasarkan ukurannya. Saat ini, sekitar pertengahan tahun 2002, ongkos sortir berkisar pada angka Rp50,00 per kiLogram. Karena kuaLitas bahan dan ukuran kain perca sangat beragam maka kuaLitas Lap yang dihasiLkan pun beragam. Kain Lap yang paLing mahaL adaLah yang berwarna putih dan tebaL, berukuran 10 cm x 15 cm. Untuk jenis ini harganya bisa mencapai Rp6.000,00 per kiLogram. Jika bahannya tidak terLaLu tebaL, kain Lap bisa dibuat daLam dua Lapis namun harganya turun menjadi Rp3.500,00 per kilogram. KeLas di bawahnya Lagi adaLah Lap berukuran 5 cm x 15 cm, bahan berbagai warna. Untuk yang berbahan tebaL, sehingga hanya perLu satu Lapisan harganya Rp2.500,00 per kiLogram, sedangkan yang tipis sehingga dua Lapis harganya Rp1.500,00 per kiLogram. Harga paLing rendah adaLah Lap yang terbuat dari kain perca yang keciL-keciL. Sedemikian keciLnya bahkan kebanyakan hanya seLebar pita, maka kain perca itu dijahit secara meLintang sedemikian rupa menjadi yang paLing tebaL, harganya Rp1.000,00 per kiLogram.

 

Ada masih banyak sekaLi sebenarnya haL-haL positif yang dapat dijaLankan baik itu berorientasi kegunaan ataupun komersiaL, tinggaL bagaimana pandai-pandainya kita menangkap peLuang. Sesungguhnya niat baik akan Lebih baik jika dijaLankan dan bukan hanya dipikirkan tetapi tanpa praktek nyata di Lapangan. ALhamduLiLLah saya dan rekan-rekan kost teLah berhasiL menjaLankan beberapa haL yang dampaknya sangat positif terasakan bagi semuanya.

Demikian sharing dari saya. SegaLa komentar, masukan, saran dan tanggapan sangatLah saya harapkan demi untuk kebaikan kita semuanya. Terimakasih…